2.20.2014

Ibu Kucing Miaw-Miaw yang Cantik

Selamat siang, apa kabarmu hari ini Ibu Kucing. "You are the mother of cat " pasti sebutan ini sudah tidak asing bagimu, banyak orang yang memanggilmu seperti itu bukan? Aku pun menganggapmu demikian, you are the mother of cat. Aku pun suka kucing, mereka begitu lucu dan menggemaskan. Siapa yang tidak tahan dengan wajah lugu atau wajah garang mereka. Siapa yang tak dapat menolak lembutnya mereka? Mereka sungguh uwuwuwu ya. Kembali membicarakanmu sebagai the mother of cat, betapa kagumnya aku saat melihatmu merawat mereka. Sudah seperti anakmu sendiri. Kau bawakan makanan dari rumah, mencari mereka dan menemani mereka makan. Mungkin di benak tiap kucing adalah,"Aku ingin menjadi anaknya."

Rasa sayangmu kapada kucing juga berkembang ke semua hewan. Itu terbukti dengan pekerjaanmu saat ini. Pekerjaan mulia demi masa depan mereka yang lebih baik. Meski susah, tapi kau melakukannya dengan senyuman. Walau letih pun tak kau rasakan. Aku berdo'a kau akan segera mendapatkan lelaki yang pantas untukmu, sebaik atau bahkan lebih baik dari kebaikanmu. Duh, pada binatang saja kau sayang, apalagi manusia? Beruntungku menjadi sahabatmu, dari seseorang yang berhati baik dan kuat. Ya, kau Dyah Wuri, putri dari Kebraon dan penyayang binatang. Tetap semangat Wuri, pantang ada tangis di wajahmu yang berbentuk kotak itu. :*

Dari: Merah

2.18.2014

Ibu Surabaya

Dear, ibu walikota.

Dalam surat ini aku tak akan berkata banyak. Selain dikejar waktu deadline pengiriman, aku juga tak dapat berbicara banyak mengenai ini.

Ibu, aku anak muda Surabaya, dapat juga disebut salah satu dari sekian banyak anakmu di kota ini. Aku berterima kasih kau telah membuat Surabaya seperti sekarang ini. Surabaya yang pas untuk kita sebagai anak muda maupun semua kalangan.

Do'aku, do'a kami semua untuk Ibu, semoga kau selalu diberi kekuatan Bu. Kami menyayangimu.




2.17.2014

Ketika Kamu Membuat Aku Menjadi Kita

Aku, Kamu adalah Kita


Kamu,
tahukah kamu, sudah merasuki seluruh bagian tubuhku? Memanjaku, dengan segala keindahan milikmu,
hingga membuatku mencandu,
akan hadirmu dalam setiap detak hidupku.

Kamu,
menanamkan senja di kelopak mataku,
Agar saat mataku terbuka,
yang kulihat hanya senyummu.
Kamu,
menyelipkan mawar di sela jemariku,
Agar saat laki-laki lain menyelipkan jemarinya,
aku tertusuk oleh durinya.

Kamu,
meninggalkan wangi tubuhmu di pundakku,
Agar saat ada laki-laki lain menyandarkan tubuhnya,
dia akan cemburu lalu mencampakkanku.
Kamu,
meletakkan purnama di kakiku,
Agar saat gelap pun, aku tahu ke mana arah pulang,
kembali padamu.

Kamu,
juga menuliskan namamu di hatiku,
Agar saat laki-laki lain mencoba meraih hatiku,
dia tahu, hati ini masih milikmu.
Dan kamu,
menitipkan hatimu di gengamanku,
Agar saat aku mencoba meraih hati yang lain,
aku ingat, masih menggenggam cinta darimu.

Kamu,
kamu adalah alasanku bertahan hidup.
Aku,
aku adalah alasan Tuhan menciptakanmu.
Kita,
kita adalah alasan cinta diciptakan.

- @mazni_ -

2.16.2014

Kamu Kuat, Jangan Menyerah

Dear, Twyke Lala

Sedang apa kau sekarang? Saat surat ini sampai padamu dan kau baca. Hari ke-16 merupakan waktu untuk menulis surat cinta padamu. Hei, tahukah kau saat menulis surat ini aku berada dalam suatu acara yang menggebu-gebukan kata-kata semangat untuk sukses. Yah tentu saja acara ini merupakan salah satu cara marketing suatu produk. Tetapi kali ini, dalam surat ini aku tidak akan mempromosikan produk itu namun memberimu semangat.

Hai, kamu bu manajer. Tetaplah semangat, aku sangat bersyukur bila saat ini jalanmu begitu mudah dan lancar kawan, terlepas dari segala ujian yang telah kau alami sebelumnya. Tidak banyak orang yang beruntung sepertimu di mana kau diberi anugerah yang banyak diinginkan orang lain. Bersyukurlah akan itu kawan. Janganlah kau menyerah kawan, langkahmu begitu mudah untuk sukses. Kau hanya perlu sedikit bergerak, maka kau dapat mengubah pekerjaanmu lebih baik. Banyak cara menuju Roma kawan. Tetap semangat dan jangan menyerah, karena kau wanita yang kuat.


2.15.2014

Untuk Para Pecinta yang Terjebak pada Batas

Batas

"Yang membatasi kita menjadi aku dan kamu, adalah ketidaktahuan bahwa kita sebenarnya saling mencinta"
Jangan ragu, itu memang sajakmu
Aku hanya pengutip
Kau yang berkata, kau yang mencipta
Sama halnya yang ku rasa

Aku tau, jelas ada batas di antara kita
Batas yang bila ku lintas, senyummu jadi taruhan
Senyum yang simpul-simpulnya tak ingin ku urai
Ku nikmati setiap kerumitannya

Biasanya aku tak seperti ini
Aku yang aku tahu, tak mampu tunduk akan rambu
Tak melambatkan laju ketika kuning nyalanya lampu
Atau berhenti tepat di belakang zebra cross
Ya, kamu boleh memanggilku lelaki penerobos
Tapi tidak dengan batas yang kau buat
Terlalu kuat, hingga sangsi untukku mampu lewat

Padahal jelas terlihat,
Tak ada jemari yang sedang kau genggam erat
Atau dada bidang tempatmu menyandarkan penat
Saat ini kau adalah landasan pacu sedang kosong
Dengan ilalang yang yang mulai tumbuh di tepinya ditemani beberapa Dandelion
Terbengkalai, kata mereka yang lalai

Memang, tampak beberapa pesawat mampu mendarat
Namun tak lebih dari sesaat
Sebelum akhirnya tergelincir bebas
Menghantam pagar pembatas--naas
Mungkin karena run-waymu yang tak terlalu panjang
Mengingat kau makhluk yang cepat bosan
Harapku masih tinggi, semoga hanggarmu selalu terlindungi

Jadi sesungguhnya, apa yang menahanku
Aku malu, aku segan, aku menghormatimu, aku...
Ah sudahlah, AKU TAKUT!
Ya, sekali lagi aku akui, AKU TAKUT JIKA KAU SAMPAI TAU!
Aku takut melewati garis tebal yang kau cat merah ini
Aku takut kau pergi, aku tak mau ada pengganti.
Kau tau, aku resmi terjebak oleh kedua bingkai kacamatamu
Hingga setiap aku melihat senja, yang ada hanya warna rona pipimu

Walaupun kecil kau bukan gigi susu, yang jika dia tanggal
Tinggal menunggu tanggal untuk tumbuh pengganti
Kau, layaknya geraham
Tak kutampakkan dalam senyumku,
namun vital bagi kesehatanku
Karena meskipun 76 tahun sekali,
Komet halley pantas dinanti

Jadi disini, aku kan mengambil posisi
Mengikuti, walau kadang tak terdeteksi
Dekat, namun tak melekat
Karena aku percaya
Pudarnya batas ialah menunggu waktu yang pantas

-@ferdyadif-

2.13.2014

Selamat Ulang Tahun Om Kesayangan

"...Happy birthday to you
     Happy birthday to you
    Happy birthday, Happy birthday
    Happy birthday to you...."

Dear, Om Mazni.

Ya ampun, Pebruari sudah tanggal 13 saja. Perasaan baru kemarin tahun baru. Mas Ni tahu tidak, surat hari ke-13 itu surat khusus. Namanya 'Surat Khusus Om Kesayangan'. Iya, Mas Ni salah satu om kesayangannya aku. Bagaimana tidak, Mas Ni yang mengajarkan tabah seseorang yang mencintai orang yang sama. Mas Ni juga yang membuatku makin kuat dan tabah dengan tidak mudah menyerah. Selain itu, Mas Ni juga mengajarkan bagaimana merubah diri untuk lebih sabar dalam menghadapi suatu hal atau orang yang bermasalah. Mas Ni sering menjaga keponakan-keponakannya yang unyu-unyu ini saat 'kumpul-kumpul cantik' dan tidak marah saat di-bully, pokoknya om yang anything for you deh. Sebentar ya Mas, aku hendak memperkenalkanmu terlebih dahulu.

Jadi para pembaca, selain yang telah saya ketik di atas, mas Ni ini orang yang baik. Selama kalian tidak menyinggung atau berbicara buruk tentang keluarga dan orang yang ia cintai, mas Ni tidak akan marah padamu. Selain memiliki kartu kredit yang banyak (apa iya?), mas Ni juga memiliki banyak keterampilan. Minta tolong apa ke mas Ni, kebanyakan akan ia lakukan sebab ia memiliki banyak keterampilan, lebih-lebih desain. Mas Ni orangnya mobile, jika kau kesepian dan butuh teman mas Ni akan datang bak Superman dengan jubah merahnya, namun mas Ni tak berjubah hanya sepeda motor Mio yang juga berwarna merah. Mau tahu lebih banyak tentang mas Ni, caranya mudah, follow saja akun twitter-nya @mazni_. Dalam tweet-nya kau akan menemukan segala bentuk sajak yang membuatmu mati tercabik-cabik. Sekian tentang mas Ni untuk kalian ketahui.

Kembali padamu Mas Ni, kita sayang Mas Ni. Kalau Mas Ni sedih, kita pun turut sedih. Kalau Mas Ni saat ini sedang gundah, Mas Ni berunding dengan hati Mas Ni yang paling dalam, ia yang tahu Mas Ni bagaimana dan harus berbuat apa. Apapun keputusan Mas Ni akan kita dukung sepenuhnya, atau bila perlu kita akan menari sambil membawa pom-pom di belakangmu Mas. Sudah ya Mas Ni, selamat ulang tahun. Biarlah kita mengamini segala do'a baik ntukmu. Do'aku yang pasti semoga Mas Ni sehat selalu, panjang umur, banyak rejeki dan segera menikah. Aamiin. 

Dari salah satu keponakanmu: @notanita

2.12.2014

Untuk Semua Pejuang Skripsi

Salam semangat untuk kalian!

Aku menulis ini bukan berarti aku menyombongkan diri, aku hanya ingin memberi semangat pada kalian fighters. Sebelumnya aku minta maaf kalau ada yang kurang atau bahkan tidak berkenan. Bagi pejuang yang sudah sidang dan saat ini sedang proses revisi akhir, aku ucapkan selamat. Akhirnya kalian dapat melaluinya. Sudah merasakan debarannya, capeknya, kesalnya dan bahagianya pasti. Untuk yang mendekati tanggal sidang, pelajari kembali tulisan kalian. Kalian cari kelemahan dari tulisan kalian, selain itu juga segala pertanyaan yang kemugkinan akan dipertanyakan beserta jawabannya. Siapkan presentasi yang baik dan jelas. Banyak berdo'a dan menjaga kesehatan juga jangan terlewatkan. Sebelum berangkat ke kampus untuk sidang jangan lupa minta restu kepada orang tua atau yang menjadi orang tuamu saat ini untuk kelancaranmu kelak. Oh iya, latihan presentasi di depan cermin juga merupakan alternatif persiapanmu, lebih-lebih kalau ada teman-teman yang berperan sebagai juri. Ya, semacam simulasi sidang kecil-kecilan. Kuncinya adalah yakinkan diri kalian, kalau kalian pandai bertahan itu merupakan nilai plus dari dalam diri kalian. Yang terakhir, bagi yang saat ini masih dalam proses pengerjaan. Skripsi bagaikan belari, jika sekali saja kau istirahat maka kau akan malas untuk kembali berlari. Namun pada dasarnya kita juga butuh isitrahat barang dua sampai empat hari setelah revisi. Jangan lama-lama, hanya sekedar pendingin otak saja. Jika permasalahan terdapat pada dosen pembimbingmu, kejar beliau. Dalam mengejar dosen pembimbing pun kita juga harus mengetahui celah yang tepat. Jangan sampai terkesan pengganggu, apalagi ancaman kehidupan mereka. Jangan malas-malas mencari dan membaca buku-buku referensi skripsi kalian.

Semangat untuk kalian semua!
Dari: Yang dulunya juga berjuang mengerjakan skripsi.

2.11.2014

Memang Lebih Baik Diasuh Nenek

Teruntuk seorang nenek di foto ini. Entah apa yang ada dipikiran orang lain ketika melihat foto Nenek berjalan bersama cucu Nenek menikmati Minggu sore kala itu. Sebelumnya aku minta maaf padamu, aku mengambil foto Nenek secara diam-diam. Alasanku mengambil foto Nenek sebenarnya adalah mengikuti project Maliq&D'Essentials dalam instagram mereka dengan tagar #WHPduniasekitar. Walaupun akhirnya tidak terpilih menjadi yang difavoritkan paling tidak aku dapat berbagi foto yang hangat ini melalui akun instagram saya. Dalam tema surat #30harimenulissuratcinta kali ini, aku memutuskan untuk berbagi foto Nenek kembali. Bagiku, foto ini hangat. Siapa yang tak suka sewaktu masa kecilnya dulu, jalan-jalan di sore hari bersama kakek atau neneknya. Selain itu, waktuku di masa kecil lebih banyak aku habiskan di rumah nenekku. Bermain bersama kakek dan paman-pamanku yang saat itu masih bujang. Dibelikan mainan dan yang utama adalah ice cream. Apa Nenek juga melakukan hal yang sama seperti nenekku? Nenek tahu, saat ini nenekku masih mengurusku. Iya benar, jika aku menginap di rumahnya beliau masih membangunkanku untuk solat subuh, mengingatkan untuk mandi dan menyiapkanku sarapan. Padahal umurku saat ini sudah 22 tahun. Jika waktu masuk kantor sudah dekat, yang khawatir justru nenekku. Bisa dibilang nenekku mengasuhku 22 tahun lamanya. Aku bersyukur telah diasuh nenekku sendiri, selain diasuh dan dimanjakan tentunya aku juga diberi pendidikan yang sama seperti yang mamaku dapat dari beliau. Tentu Nenek juga bersyukur kan dapat dekat dengan cucu-cucu Nenek sebelum hari berganti malam dan cucu-cucu Nenek kembali ke ayah dan ibu mereka. Nenek juga tak perlu khawatir akan perihal apapun itu yang diterima cucu Nenek jika Nenek sendiri yang mengasuh mereka. Pun mungkin itulah yang dirasakan nenekku. Nenek jangan khawatir bila di masa depan mereka akan melupakan Nenek. Lihat saja aku, yang sangat sayang pada nenekku. Bukan hanya ibunya mama namun juga ibunya bapakku. Semua nenekku orang-orang yang hebat yang melahirkan dan mendidik orang tuaku. Aku sayang mereka, tentunya Nenek juga sangat sayang cucu-cucu Nenek melebihi sayang mereka ke Nenek. Selamat sore Nenek, selamat berbahagia.

Surat ini juga ditujukan untuk semua nenek.

Dari: Seorang cucu yang masih merepotkan neneknya.

2.10.2014

Kamu Tidak Sendiri

Untuk Lely,

Hai Lel, sedang apa sekarang? Masih hectic dengan urusan yudisium kah atau masih berkutat dengan revisi skripsimu? Yang aku tahu saat ini adalah kau rajin-rajinnya update informasi kampus seputar kelulusan.

Lel, jika kau merasa sering bertanya kepada kita, yang telah lulus mendahuluimu, adalah mengganggu kau salah besar. Jika kau merasa kita tidak peduli akan urusanmu, kau juga salah Lel. Kita ber-delapan, gadis-gadis yang peduli pada pendidikan kita, walaupun kau lulus satu semester setelah kita, meski kita tidak lulus bersama, kita bangga padamu Lel. Siapa yang tidak bangga jika salah satu anggota kumpulanmu ke luar negeri dalam rangka pertukaran, membawa nama Indonesia, dan memperkenalkan budaya Indonesia sepanjang negara-negara Asia yang kau kunjungi. Lebih-lebih kau memberikan kita buah tangan dari sana yang kau beli dengan uang sakumu yang tidak seberapa, namun itu sangat berharga untuk kita Lel. Bagi kita saat itu, kau kembali dengan keadaan sehat (dan tentu saja tidak memalukan teman-temanmu dengan tingkahmu itu (lupakan bagian ini)) saja adalah buah tangan yang sangat berarti bagi kami. Saat itu dirimulah yang kita nanti Lel dan segera kembali merangkai canda tawa bersama di Surabaya. Selama kau di sana, kami di sini berdo'a untukmu agar kau selalu sehat. Kini tinggal selangkah lagi kau terlepas dari identitas sebagai mahasiswi Strata-1 dan memasuki dunia baru yang mau tidak mau memaksamu untuk menjadi lebih kuat. Semangat untukmu Lely, meski secara fisik kau berjuang sendiri namun kita selalu ada untuk mendukung dan membantumu. Ingatlah Lel, kau tidak sendirian. Kita tidak pernah menjadi satu, tapi ber-delapan di manapun posisi kita. Sekali lagi, semangat berjuang Lely, selamat atas kelulusan. Segera kau selesaikan segala urusan administrasi kelulusan, kita tidak sabar mengunjungimu saat wisuda nanti.

Dari: Merah

2.09.2014

Pesan Semangat

Teruntuk, sahabat mungilku.

Kawan, Tuhan tidak mungkin memberikan ujian pada hamba-Nya di luar batas kemampuan mereka. Saat ini kau berada pada situasi yang begitu berat ditanggung oleh kepala dan tubuh mungilmu. Bahkan wajah imutmu seakan menegaskan bahwa kau tak pantas menerima keadaan ini. Tetapi inilah dirimu saat ini, keadaan menyebalkan yang kau alami, menyesakkan dadamu, menyakitkan kepalamu, menjatuhkan hujan air mata di matamu. Aku tak tahu harus berbuat apa, namun asal kau tahu meskipun aku tak berada di sisimu aku selalu ada di hatimu. Tentu saja keberadaanku secara fisik lebih penting daripada hanya menyemangatimu melalui chat whatsapp, sms, bbm atau telepon. Dengan berada di sampingmu kawan, aku dapat memelukmu, mendengarkan apa yang kau rasakan secara langsung dari bibirmu tanpa harus kau capai-capai mengetiknya terlebih dahulu, memberikanmu tisu untuk menghapus tangismu dan membuatmu tersenyum.

Kalau saja waktuku banyak kawan. Aku akan selalu berada di sampingmu tanpa harus mengorbankan apapun. Untuk menebus itu aku akan selalu mendo'akanmu do'a-do'a baik dan kau dijauhkan dari hal-hal pelik kawan. Tetaplah kuat dan tegar, aku tahu kau mampu melewati ini. Ingat roda kehidupan berputar, ada kalanya kau akan berada di saat bahagia, ada kalanya kau di saat jatuh. Ingat bahwa di setiap peristiwa ada hal negatif pun positifnya. Percayalah ini akan membawamu pada kebahagiaan yang tentu saja jauh lebih menyenangkan kan? Jangan lupa teruslah meminta pada Sang Maha Pemberi Kebahagiaan dan jangan pernah menyerah menghadapi seluruh masalah yang menghadangmu. Kau tidak sendirian kawan, bukankah kau pernah mengatakan hal yang sama padaku?

Surat ini juga kutujukan kepada semua orang yang sedang jatuh dalam suatu masalah.


Dari sahabatmu yang sok menyibukkan diri.

2.08.2014

Pesan untuk Adik

Teruntuk adikku, Andrian.

Hai dik, aku tak akan berbicara banyak di surat ini. Aku hanya berharap kau segera menyelesaikan studimu dan segera membanggakan Bapak dan Mama. Berjanjilah jangan kau remehkan studimu. Bapak dan Mama berharap besar padamu. Selama studipun kau sudah bisa membuat mereka bangga. Seringlah ada untuk mereka. Waktumu juga sangat berarti untuk mereka.

Jadilah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab.

Dari kakakmu.



2.06.2014

C.U.K, Cinta Untuk Kalian

Memasuki hari ke enam menulis surat cinta, jujur aku masih bingung melayangkan surat ini untuk siapa? Sampai waktu ibu jari dan telunjukku menari bersama di atas layar telepon genggamku ini aku masih berpikir untuk siapa surat hari ini menuju. Sejenak aku melamun, aku tenggelamkan diri dalam bayang orang-orang terkasih. Klik, aku tahu surat ini untuk siapa.

Surat hari ini aku tujukan kepada kawan-kawanku di Kota Jancuk. Permisi ya, CUK! aku sayang kalian men. Kalian merupakan keluarga kecilku dari latar belakang dan karakter yang berbeda-beda namun disatukan oleh puisi. Sebelum mengenal kalian, aku tak begitu tertarik pada puisi. Sedikit mengenal kalian, aku hanya penikmat puisi. Sampai menjadi satu keluarga bersama kalian, aku telah menghasilkan beberapa 'karya lugu' yang dapat aku banggakan.

Dari kalian aku belajar banyak hal; menghargai karya sendiri walau tak seindah karya kalian, memahami perbedaan, kuat dalam memperjuangkan sesuatu, lebih mencintai keluarga dan hal-hal lain. Satu lagi, belajar KBBI tentunya. Setiap bertemu kalian, tak pernah lepas dariku 'pulang dengan tak belajar sesuatu'. Dan mulai saat itu aku menyakini bahwa setiap apa yang kita lakukan, kita belajar suatu hal.

Sedikit demi sedikit aku mengenal kalian. Sedikit demi sedikit pula aku sayang kalian. Tetap semangat 'kesayangan aku', apapun masalah yang kita pikul tetap kita lalui dengan senyum dan tawa. Ailofyu Kota Jancuk.

~Dari keluarga baru dengan karya lugunya.

2.05.2014

Thesismate

"... Aku punya teman..
  Teman seper-skripsi-an.. 
  Ah.. Ah.. Ah..
  Di mana ada dia selalu ada aku..."

Dear, vita

Hai thesismate bagaimana kabarnya sekarang di seminggu masa kerjamu. Sekarang terasa kan kalau kerja bikin lebih capek daripada hangout. Padahal kalau dilogika, hangout lebih banyak bergerak daripada pekerjaan kita saat ini. Aku pun akhir-akhir ini mengalaminya. Usia kita memang masih kepala dua, tapi kepala kita tidak lagi hanya memikirkan dua hal saja. Mungkin itu yang membuat kita lebih cepat K.O., ya begitu sih katanya. Kau tahu bahwa aku adalah salah orang yang paling bergembira saat tahu kau mendapat pekerjaan. Karena itu tandanya selain kau tidak menganggur lebih lama, kita juga dapat bertemu dan bermain-main kembali tanpa terpisah jarak Surabaya-Mojokerto lagi. Maaf kesannya egois, tetapi aku sangat merindukanmu.

Kala itu kau berkata padaku, tanggal 27 Januari adalah hari pertamamu bekerja. Saat itu tanggal 27 merupakan tanggal yang sangat aku tunggu di awal tahun ini. Tak perlu lah menunggu seminggu kemudian untuk meet up, sebab sudah sebulan kita tidak bertemu. Pertemuan itu sangat sebentar bagi aku. Aku terbiasa bertemu kau lebih lama dari itu, tetapi di pertemuan sesaat itu kita curahkan seluruh rindu yang telah tertumpuk tinggi dalam benak kita.

Untuk ke depannya kita semakin mudah untuk bertemu, bukan hanya kita berdua namun juga teman-teman lain terutama 'Renbo'. Selamat bekerja mate, bersemangatlah selalu.

Salam peluk hangat dari sahabat, mate dan partner in crime mu. :*



2.04.2014

Apa Dia Selebtwit yang Tepat?

Dear, @penagenic

Aku hanya tak punya ide lain hendak melayang surat untuk siapa di tanggal 4 Pebruari ini. Dalam tema 'Surat Cinta untuk Selebtwit' ini aku memutuskan menulis surat untuk @penagenic. Terbesit dalam pikiranku beberapa pertanyaan; Siapa yang tidak tahu @penagenic? atau mungkin juga Siapa yang kenal @penagenic? Penagenic itu selebtwit? atau Penagenic itu akun pribadi atau ada yang ngadminin? Dan bertepatan dengan tema ini apa aku tepat memilih beliau menjadi sasaran suratku?

Entahlah pertanyaan di atas kiranya tidak perlu dipikirkan lama-lama, surat ini sudah diniatkan untuk dia. @penagenic adalah bukan orang pertama Kota Jancuk yang aku temui lalu berkenalan. Yang aku tahu sebelum bertemu dia adalah tulisannya gelap, kalau istilah Jawa nggarai brebes mili. Kalau boleh aku berteriak di surat ini, INI AKIBAT DARI MUSIM RENYAH DI AKHIR JULI MAS!!! INI JUGA DIAKIBATKAN MAS NI YANG MEMUTARNYA LEWAT SOUNDCLOUD!!!

Hari berganti hari waktu berganti waktu akhirnya bertemu si empunya puisi. Masih teringat di pikiran betapa terengahnya dia saat itu dan aku mendapatkan pelajaran bahwa saat kau baru bertemu atau baru kenal dengan seseorang tunjukkanlah sebuah ketertarikan, maka itu membuat orang tersebut nyaman. 

Kalau mau dikatakan dengan sebutan lain, Mas Pen ini salah satu gurunya aku-lah. Dan asal kalian tahu, dia bapak idaman setiap anak perempuan dan suami panutan (yang terakhir tergantung anda menyikapinya).

Hai @penagenic salam kenal #halah.

2.02.2014

Menuju Kehidupan Selanjutnya

Dear, Inggit


Hahaha... tak perlulah aku bertanya "Hai apa kabar" padamu, sebab saat ini kamu ada di sebelahmu. Lucu saja sih, aku di sebelahmu menulis surat untukmu.

Hari ini, Minggu, mengakhiri masa long weekend yang aduhai membuatku terlena dan larut dalam rindu akan kejayaan kita dan teman-teman yang lain. Ya, kita belum terikat akan suatu hal, pekerjaan. Meski kita gelisah dan malu menanggung beban sebagai "pengangguran" tapi kita masih memiliki rasa bahagia di mana kita dapat meng-ekspresi-kan diri kita berbuat apa saja, pergi ke mana saja, merencanakan apa saja.

Hari ini aku memutuskan pergi ke rumahmu selain hendak merepotkanmu, aku mendapatkan kembali ingatan dan bayangan masa-masa 'happy' itu. Kita bercerita banyak hal yang tak lagi bebas kita lakukan ya? Yah... kita sudah dewasa dan memiliki beban lain yang jauh lebih berat dari "tak memiliki pekerjaan". Demi apa? Demi masa depan kita.

Semangat Inggit, semangat untuk teman-temanku yang lainnya. We could through this fuc*in thing for better future :*


2.01.2014

Salam Kenal untuk Pak Pos

Dear, Pak Pos.

Ya, ikutan #30HariMenulisSuratCinta pertama kali dan ini merupakan surat pertama saya yang saya dedikasikan untuk Pak Pos saya. Saya berterima kasih untuk kesediannya membaca surat dan melayangkannya selama satu bulan ke depan nanti. Ya, surat serba pertama ini untuk Pak Pos saya @adityadaniel yang selanjutnya bisa jadi untuk... yah lihat besok saja.

Salam kenal, 

Selamat menyambut bulan Pebruari.